Numpang foto di depan masjid Darut Tauhid asuhan AA Gym
INDAHNYA BENING HATI
Pada bagian 1 (satu) saya ceritakan bahwa suasana pelatihan tidak menjemukan. Diawali dari hari pertama pembukaan, dilanjutkan materi Indahnya Bening Hati. Namun sebelumnya, kami serombongan menyempatkan diri berkeliling Bandung ke dua tujuan wisata: Floating Market dan Farm House (yang keseruannya akan saya posting di bagian lain).
Kembali tentang materi pelatihan, pada esok paginya, hari Rabu tanggal 24 April 2019, peserta menerima materi tentang Manajemen Hidup Sehat di Masa Pensiun, Switch Mental dan Konsul Psikologi, Tips Mengelola Keuangan, dan Membangun Jiwa enterpreneurship.
Serunya sedekah pagi dengan ice breaking saling memijat antar pasangan
Kegiatan berikutnya diisi dengan Self Correction (muhasabah) pada pukul 03.30 hingga subuh bagi yang muslim dan kunjungan lapangan wirausaha sukses pada hari ketiga (inshaalloh akan dibahas juga di bagian lain) .
Mari kita simak sedikit materi Indahnya Bening Hati yang disampaikan oleh Ustadz Mumu.
Qolbu adalah potensi ruhani yang menjadi pengendali perilaku. Godaan terbesarnya adalah hawa nafsu yang mendorong untuk selalu berbuat buruk. Di sinilah peran Qolbu untuk mengendalikan perilaku seluruh jiwa dan raga.
Manusia yang sehat, akan selalu mampu mengelola qolbu. Jika tidak mampu menjadi pengelola yang baik, maka dapat dikatakna manusia itu tidak sehat, sehingga perlu mendapatkan pencerahan. Jika manusia mampu mengelola qolbu, maka qolbunya akan bersih, sehingga setiap kejadian baik maupun buruk yang menimpanya, akan disikapinya dengan bening hati.
Mari kita cermati illustrasi tentang segelas air dengan seember air. Pada segelas air dimasukkan satu sendok garam. Pada seember air juga dimasukkan sesendok garam. Sudah dapat ditebak, bahwa segelas air akan menjadi lebih asin dibandingkan seember air bukan?
Pertanyaannya adalah: Jika asin diibaratkan rasa buruk yang ada di dalam qolbu, maka Apa yang menyebabkan asin?
Tentunya jawabannya bukanlah garam. Karena garamnya sama-sama satu sendok.
Dan jawabannya bukanlah air, karena jumlah air menyesuaikan wadahnya.
Tapi jawabannya adalah: ...."wadahnya". Beda besarnya wadahlah yang membuat air dalam dua wadah itu berbeda rasa. Yang satu asin, yang satu tawar.
Ya wadahnya..... Itulah qolbu kita.
Ketika kita sakit hati, merasa dilecehkan, merasa tidak dihargai, berarti wadah / qolbu kita kurang luas dan kurang bening. Biarlah orang berbicara dan berbuat apa saja terhadap kita, tak perlu kita mempermasalahkan, selama kita berada di jalan yang benar. Kita tidak bisa menuntut orang untuk berbuat baik, tetapi kita yang harus selalu menuntut diri kita untuk selalu berbuat dan berpikiran baik.
Yang perlu dilatihkan pada diri kita adalah menjaga hati / qolbu agar tetap dalam fitrahnya, yaitu bersih/ bening. Kiat yang disampaikan untuk menjaga agar hati bersih ada 5 (lima), yaitu:
Mari kita simak sedikit materi Indahnya Bening Hati yang disampaikan oleh Ustadz Mumu.
Ustadz Mumu
Di dalam tubuh ada segumpal daging , bila segumpal daging itu baik maka akan baik seluruh tubuh, jika rusak, niscaya rusak pula seluruh tubuh. Segumpal daging tersebut adalah QOLBU.Qolbu adalah potensi ruhani yang menjadi pengendali perilaku. Godaan terbesarnya adalah hawa nafsu yang mendorong untuk selalu berbuat buruk. Di sinilah peran Qolbu untuk mengendalikan perilaku seluruh jiwa dan raga.
Manusia yang sehat, akan selalu mampu mengelola qolbu. Jika tidak mampu menjadi pengelola yang baik, maka dapat dikatakna manusia itu tidak sehat, sehingga perlu mendapatkan pencerahan. Jika manusia mampu mengelola qolbu, maka qolbunya akan bersih, sehingga setiap kejadian baik maupun buruk yang menimpanya, akan disikapinya dengan bening hati.
Mari kita cermati illustrasi tentang segelas air dengan seember air. Pada segelas air dimasukkan satu sendok garam. Pada seember air juga dimasukkan sesendok garam. Sudah dapat ditebak, bahwa segelas air akan menjadi lebih asin dibandingkan seember air bukan?
Pertanyaannya adalah: Jika asin diibaratkan rasa buruk yang ada di dalam qolbu, maka Apa yang menyebabkan asin?
Tentunya jawabannya bukanlah garam. Karena garamnya sama-sama satu sendok.
Dan jawabannya bukanlah air, karena jumlah air menyesuaikan wadahnya.
Tapi jawabannya adalah: ...."wadahnya". Beda besarnya wadahlah yang membuat air dalam dua wadah itu berbeda rasa. Yang satu asin, yang satu tawar.
Ya wadahnya..... Itulah qolbu kita.
Ketika kita sakit hati, merasa dilecehkan, merasa tidak dihargai, berarti wadah / qolbu kita kurang luas dan kurang bening. Biarlah orang berbicara dan berbuat apa saja terhadap kita, tak perlu kita mempermasalahkan, selama kita berada di jalan yang benar. Kita tidak bisa menuntut orang untuk berbuat baik, tetapi kita yang harus selalu menuntut diri kita untuk selalu berbuat dan berpikiran baik.
Yang perlu dilatihkan pada diri kita adalah menjaga hati / qolbu agar tetap dalam fitrahnya, yaitu bersih/ bening. Kiat yang disampaikan untuk menjaga agar hati bersih ada 5 (lima), yaitu:
a. Memiliki tekad dan Motivasi yang kuat untuk melakukan perubahan diri, dengan cara rajin melakukan evaluasi diri
b. Mencari ilmu tentang cara-cara membersihkan hati
c. Mau Berlatih secara konsisten membersihkan hati, perbanyak istighfar
d. Mencari lingkungan yang kondusif
e. Berdoa kepada Alloh agar dikuatkan menjaga kebersihan hati.
(to be continued)