Memanfaatkan waktu mudik, di sela-sela membantu dan melayani bapak dan ibuk, sungguh mengasyikkan. Pengin bertemu, tapi harus bisa atur waktu.
Bersama kembaran nama sesama pengguna nama erna, kami ke Parakan, mengunjungi sahabat sahabat yang sudah 26 tahun lebih tidak bertemu tepatnya sejak tahun 1993, tepatnya pada 14 Juni 2019.
sebagai kejutan, kami datangi satu demimsatu rumah teman. Sebenarnya sdh tersambung di grup WA, tapi tentu tidak puas.
Foto di pinggir sawah di sebuah desa di Temanggung
Aku, Erna M, dan Ana
Ada yang unik dengan pertemanan ini. Kami bertemu sejak kasus larangan jilbab mencuat di tahun 1986. Dua teman di foto paling bawah tadi adalah teman yang kukatakan super jempol. Karena di sekolah dilarang mengenakan jilbab, akhirnya mereka pindah ke sekolah lain, agar tetap setiap hari bisa bereskolah lengkap dengan jilbab. Sedangkan aku, seorang diri. Tidak berani ambil resiko pindah sekolah. Sampai di kelas 3 alias lulus, hanya di luar sekolah aku berjilbab. Saat kegiatan di sekolah, tahu sendirilah..... hmmm.
Ekskulpun aku tidak ikut, karena memasuki areal sekolah pasti dilarang berjilbab.
Kok bisa ya????
Itulah era jaman itu. Segala sesuatu yang bernuansa jilbab, selalu dianggap mengikuti kegiatan yang ekstrim. Bahkan ada di daerah lain, jilbaber yang diusir orang tuanya karena dianggap bikin malu.
Kayak remaja kembali jika sedang berkumpul ya. Kami dari berbagai latar belakang, keluarga, pendidikan, maupun pekerjaan, bersatu padu waktu itu untuk saling menguatklan iman. Kala itu orang mencibir dengan penampilan kami, tapi biarlah....anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu.
Eh... atas ijin Alloh, kini lihatlah..... di mana-mana orang berjilbab. Sehingga tidak tampak lagi mana yang jilbab beneran, mana yang hanya untuk menutup botaknya, belangnya, ubannya, de es be.
Intinya, alhamdulillah sekarang jilbab tidak lagi menjadi hal aneh, dan bukan suatu pelarangan.