Minggu, 12 Februari 2017

Taji di tumit .

Bismillah.
Pada kesempatan ini saya ingin berbagai tentang kelainan tulang akibat kesalahan kita di masa lampau. Taji di tumit atau calcaneus spur. Selama ini yang saya tahu, taji hanya ada di kaki ayam jago. Tetapi ternyata manusia juga bisa memiliki taji. Saya katakan kelainan karena ada rasa nyeri hebat bagi  penderitanya. Termasuk saya. Oleh karena itu saya ingin berbagi semoga pembaca waspada, dan jangan asal dalam memilih sepatu. 

Taji pada Tulang tumit atau calcaneus spur masih belum bisa dipastikan. Namun, banyak ahli medis yang berpendapat jika kondisi ini berhubungan dengan trauma atau benturan dalam waktu yang lama dan frekuensi yang cukup sering pada tumit di masa muda. Karenanya, calcaneus spur banyak dikaitkan dengan para atlet. Bahkan ada yang menyebut jika kondisi ini ini merupakan penyakit para atlet.

Namun anggapan tersebut tidaklah mutlak. Pada atlet ternyata jarang ditemukan calcaneus spur. Lalu jika dilihat dari segi usia, kondisi ini tidak hanya diderita oleh kaum usia tua. Banyak kaum muda yang terkena penyakit ini.
Tak jarang ditemukan juga kelainan tulang tumit pada masyarakat non atlet akibat penggunaan sepatu yang tidak sesuai dengan bentuk kakinya. Karenanya, calcaneus spur dapat menyerang siapa saja.
Pengidap calcaneus spur belum tentu merasa bermasalah dengan kakinya. Bahkan sangat mungkin tidak merasakan keluhan apapun meski sudah terbentuk taji di tulang tumitnya. Adapun gejala yang sering timbul adalah nyeri di tumit sewaktu bangun pagi atau sesudah duduk. Menapakkan kaki pertama kali setelah bangun tidur yang acapkali membangkitkan nyeri tumitnya. Hal ini merupakan pertanda khas pada kasus calcaneus spur.

Pada beberapa kasus, keluhan nyeri juga acap muncul setelah duduk atau berbaring lama. Keluhan juga bisa muncul setelah kaki menapak ke lantai lagi setelah lama tidak menapak. Seiring berjalannya waktu, rasa sakit ini bisa mereda pada siang hari. Intensitas rasa sakit bervariasi, bisa ringan sampai berat. Rasa nyeri ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap kehidupan penderitanya. Selain tidak leluasa melakukan aktifitas, gerakan tubuh pun jadi terbatas karena calcaneus spur.

Karena seringkali muncul tanpa gejala, para penderita tidak tahu jika dirinya terkena penyakit ini. Cara untuk mendeteksi kondisi ini dengan melakukan pemeriksaan sinar X. Hasil pemeriksaan akan menunjukkan seberapa besar taji yang sudah tumbuh. Akan tetapi, besarnya taji yang tumbuh tidak ada hubungannya dengan nyeri. Misalnya, taji di kaki kiri lebih besar daripada kaki kanan. Tapi, kaki kanan lebih terasa nyeri dibanding kaki kiri.

Jika sudah terdiagnosis terkena calcaneus spur,  
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengatasinya. 
1.  Konsumsi obat penghilang nyeri golongan non steroid anti inflammation (NSAID).
2.  Fisioterapi ataupun pemakaian heelcup (viscoheel), yaitu sol yang diletakkan di sandal atau  
     sepatu 
3.  Sering mengompres tumit dengan es, pada fase yang sudah akut
4.  Diberikan injeksi pada tumit. Injeksi ini hanya dilakukan pada pasien yang sudah merasa sangat nyeri pada tumitnya. Akan tetapi, harus diingat efek samping dari injeksi pada setiap orang. Pasien tidak dianjurkan untuk melakukan injeksi lebih dari tiga kali dalam setahun.
5.  Pada kasus calcaneus spur, tindakan operasi tidak dianjurkan. Meski saat ini kemajuan teknologi kedokteran sudah dapat membuang taji dengan sayatan kecil. Namun, melihat hasilnya yang belum optimal, tindakan operasi tidak diutamakan dalam penanganan calcaneus spur

Adapun langkah yang disarankan dokter untuk sementara ini untuk saya adalah dengan meninggalkan sepatu berhak (heel) dan menggunakan sepatu  tanpa heel (  sepatu trepes) .

Sambil saat ini mencari dan  memeriksakan diri kepada dokter spesialis bedah tulang untuk mengkaji tindakan apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi keluhan . 

Semoga bermanfaat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar