Bismillah.
Pada kesempatan ini saya ingin berbagai tentang kelainan tulang akibat kesalahan kita di masa lampau. Taji di tumit atau calcaneus spur. Selama ini yang saya tahu, taji hanya ada di kaki ayam jago. Tetapi ternyata manusia juga bisa memiliki taji. Saya katakan kelainan karena ada rasa nyeri hebat bagi penderitanya. Termasuk saya. Oleh karena itu saya ingin berbagi semoga pembaca waspada, dan jangan asal dalam memilih sepatu.
Taji pada Tulang tumit atau calcaneus spur
masih belum bisa dipastikan. Namun, banyak ahli medis yang berpendapat
jika kondisi ini berhubungan dengan trauma atau benturan dalam waktu
yang lama dan frekuensi yang cukup sering pada tumit di masa muda.
Karenanya, calcaneus spur banyak dikaitkan dengan para atlet. Bahkan ada yang menyebut jika kondisi ini ini merupakan penyakit para atlet.
Namun anggapan tersebut tidaklah mutlak. Pada atlet ternyata jarang ditemukan calcaneus spur.
Lalu jika dilihat dari segi usia, kondisi ini tidak hanya diderita oleh
kaum usia tua. Banyak kaum muda yang terkena penyakit ini.
Tak jarang ditemukan juga kelainan tulang tumit pada
masyarakat non atlet akibat penggunaan sepatu yang tidak sesuai dengan
bentuk kakinya. Karenanya, calcaneus spur dapat menyerang siapa saja.
Pengidap calcaneus spur belum tentu merasa bermasalah dengan
kakinya. Bahkan sangat mungkin tidak merasakan keluhan apapun meski
sudah terbentuk taji di tulang tumitnya. Adapun gejala yang sering
timbul adalah nyeri di tumit sewaktu bangun pagi atau sesudah duduk.
Menapakkan kaki pertama kali setelah bangun tidur yang acapkali
membangkitkan nyeri tumitnya. Hal ini merupakan pertanda khas pada kasus
calcaneus spur.
Pada beberapa kasus, keluhan nyeri juga acap muncul setelah duduk
atau berbaring lama. Keluhan juga bisa muncul setelah kaki menapak ke
lantai lagi setelah lama tidak menapak. Seiring berjalannya waktu, rasa
sakit ini bisa mereda pada siang hari. Intensitas rasa sakit bervariasi,
bisa ringan sampai berat. Rasa nyeri ini tentu saja sangat berpengaruh
terhadap kehidupan penderitanya. Selain tidak leluasa melakukan
aktifitas, gerakan tubuh pun jadi terbatas karena calcaneus spur.
Karena seringkali muncul tanpa gejala, para penderita tidak tahu jika
dirinya terkena penyakit ini. Cara untuk mendeteksi kondisi ini dengan
melakukan pemeriksaan sinar X. Hasil pemeriksaan akan menunjukkan
seberapa besar taji yang sudah tumbuh. Akan tetapi, besarnya taji yang
tumbuh tidak ada hubungannya dengan nyeri. Misalnya, taji di kaki kiri
lebih besar daripada kaki kanan. Tapi, kaki kanan lebih terasa nyeri
dibanding kaki kiri.
Jika sudah terdiagnosis terkena calcaneus spur,
Ada beberapa
cara yang bisa ditempuh untuk mengatasinya.
1. Konsumsi obat penghilang nyeri
golongan non steroid anti inflammation (NSAID).
2. Fisioterapi ataupun pemakaian heelcup (viscoheel),
yaitu sol yang diletakkan di sandal atau
sepatu
3. Sering mengompres tumit dengan
es, pada
fase yang sudah akut
4. Diberikan
injeksi pada tumit. Injeksi ini hanya dilakukan pada pasien yang sudah
merasa sangat nyeri pada tumitnya. Akan tetapi, harus diingat efek
samping dari injeksi pada setiap orang. Pasien tidak dianjurkan untuk
melakukan injeksi lebih dari tiga kali dalam setahun.
5. Pada kasus calcaneus spur, tindakan operasi tidak
dianjurkan. Meski saat ini kemajuan teknologi kedokteran sudah dapat
membuang taji dengan sayatan kecil. Namun, melihat hasilnya yang belum
optimal, tindakan operasi tidak diutamakan dalam penanganan calcaneus spur.
Adapun langkah yang disarankan dokter untuk sementara ini untuk saya adalah dengan
meninggalkan sepatu berhak (heel) dan menggunakan sepatu tanpa heel (
sepatu trepes) .
Sambil saat ini mencari dan memeriksakan diri kepada
dokter spesialis bedah tulang untuk mengkaji tindakan apa yang sebaiknya
dilakukan untuk mengatasi keluhan .
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar